IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEILMUAN DALAM PROSES BELAJAR

Saya adalah salah satu mahasiswi yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Di fakultas yang biasa disingkat dengan FISIPOL saya belajar banyak mengenai ilmu-ilmu mengenai politik dan sosial yang tentunya sesuai dengan nama dari fakultasnya. Di fakultas ini, secara garis besar setiap mahasiswanya diberi kuliah tentang ilmu sosial dan ilmu politik yang wajib dipelajari. Pada semester satu kemarin, saya mengikuti mata kuliah Sejarah Sosial dan Politik Indonesia, Pengantar Ilmu Politik, dan Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah wajib dari pihak fakultas. Kemudian, di semester dua ini, saya diberi mata kuliah wajib fakultas Sistem Sosial dan Politik Indonesia dan Metode Penelitian Sosial. Beberapa mata kuliah tersebut wajib diambil oleh setiap mahasiwa sebagai pemenuhan SKS dan sebagai pengenalan tentang ilmu seperti apa yang dipelajari di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini meskipun pada akhirnya mata kuliah tersebut disesuaikan dengan ilmu dari masing-masing departemen yang ada. Misalnya, saya berasal dari Departemen Ilmu Komunikasi. Semua mata kuliah wajib fakultas yang dipelajari nantinya akan dikaitkan dengan konteks ilmu-ilmu komunikasi seperti misalnya Metode Penelitian Sosial yang kemudian dalam praktiknya membuat berbagai pengamatan dan penelitian mengenai masalah-masalah komunikasi di lingkungan sekitar saya.

Semua mata kuliah tersebut menuntut saya untuk peka terhadap lingkungan sekitar saya dalam konteks dunia politik dan kehidupan sosialnya. Akan tetapi, saya kurang menyukai dunia politik jadi saya tidak terlalu memberatkan perhatian saya pada dunia perpolitikan di Indonesia. saya cenderung menyukai untuk mengamati kehidupan sosial yang terjadi di sekitar saya karena menurut saya kehidupan sosial masih lebih perlu diperhatikan dibanding dunia politik melihat kondisi sosial masyarakat Indonesia yang sering dibilang masih timpang dalam berbagai aspek. Hal-hal semacam itulah yang sebenarnya lebih menarik perhatian saya. Dalam mengamati lingkungan sosial sekitar saya, saya mencoba untuk menerapkan ilmu-ilmu tentang dunia sosial yang telah saya pelajari agar saya lebih peka lagi. Akan tetapi, dalam penggunaannya, saya tidak saklek menggunakan ilmu itu karena memang masih harus saya kombinasikan dengan ilmu mengenai komunikasi baik itu yang paling dasar maupun terapan. Penerapan ini memang harus dilakukan karena setiap manusia dan termasuk saya sendiri hidup dalam dunia sosial yang memang tidak bisa lepas dari masalah-masalah sosial yang meliputinya. Ilmu-ilmu yang diajarkan menuntut saya untuk lebih peka akan masalah sosial di sekitar saya dan bagaimana penyelesaian yang terbaik dari masalah tersebut. Saya akan mendapat suatu sudut pandang berbeda dari ilmu yang lain mengenai suatu masalah jika saya menerapkan ilmu tersebut. Seperti misalnya ada suatu kasus penggusuran kampung di Jakarta di mana mahasiswa dari Fakultas Hukum akan melihat dari bagaimana pasal-pasal terkait dan apakah ada pelanggaran dari warga maupun aparat atau mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang akan mencari tahu berapa kerugian yang diterima oleh warga maupun pemerintah. Sementara itu, saya akan mempunyai sudut pandang berbeda mengenai masalah tersebut di mana saya akan melihat dan mencari tahu alasan di balik penggusuran kampung tersebut dan mengapa warga tidak bisa menerima untuk digusur atau bagaimana komunikasi yang terjadi sehingga tidak tercapai kesepakatan di antara pemerintah dan warga. Pandangan berbeda inilah yang sering saya sadari bahwa memang sebenarnya penerapan konsep-konsep keilmuan itu memang ada dan membentuk bagaimana cara berpikir seseorang.

Saya juga sering mempertanyakan bagaimana sebenarnya kebenaran itu dibentuk oleh masyarakat. Sebelumnya di mata kuliah ilmu sosial dasar saya telah diajari tentang bagaimana dan apa itu sebenarnya realitas dan kebenaran sosial. Ketika itu saya memang belum begitu mengerti mengenai penjelasan terkait. Akan tetapi seiring waktu berjalan, saya semakin berpikir mengenai mengapa kesalahan dan kebenaran itu ada. Ketika saya kembali mengingan penjelasan dosen saya, saya akhirnya paham bahwa sebenarnya kebenaran dan kesalahan itu ada karena konstruksi dari masyarakat itu sendiri. Sesuatu akan dianggap benar jika ada hal pembanding lain yang dianggap salah. Hal yang selama ini kita sebut masalah pun ada karena kita sendiri sebagai masyarakat lah yang mengonstruksinya. Semua tidak akan menjadi masalah jika kita tidak menganggapnya sebagai masalah. Masalah ada karena kenyataan yang ada terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan sebelumnya. Dan, sudah pasti yang dinamakan pemecahan akan ada jika masalah itu terjadi. Ilmu semacam inilah yang saya pelajari di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Ilmu semacam itu pula yang harus saya terapkan di kehidupan sehari-hari.

Selain itu, saya juga harus peka terhadap kemungkinan dari munculnya masalah di sekitar saya dan jika masalah itu sudah muncul saya harus mau berusaha mencari atau setidaknya membayangkan bagaimana pemecahan yang sesuai. Seperti yang pernah diajarkan di mata kuliah Metode Penelitian Sosial yang menyatakan bahwa sebenarnya masalah itu selalu ada di lingkungan sekitar kita dan tergantung pada diri masing-masing untuk kepekaan diri sendiri mengenai masalah yang ada. Akan tetapi, untuk konteks keilmuan komunikasi masalah yang harus diperhatikan adalah masalah mengenai komunikasi dan kita harus bisa membedakannya dari mana yang bukan menyangkut masalah komunikasi. Setelah mengetahui apa itu ilmu sosial, teori komunikasi, dan penelitian, semua akan terasa berkaitan karena setiap ilmu itu muncul akibat adanya ilmu lain. Apalagi Ilmu Komunikasi yang notabene adalah ilmu terapa yang nyatanya mengambil dari beberapa paham ilmu lain dan berbagai perspektifnya. Sudah jelas bahwa semua ilmu itu saling menyambung dan mengonstruksi pengetahuan manusia.

Selain menerapkan ilmu-ilmu yang sekiranya benar-benar ilmu dalam suatu masalah sosial, penerapan ilmu juga bisa dilakukan dengan berbagai cara di antaranya dengan cara penerapan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam kehidupan keluarga. Politik, yang sebenarnya tidak terlalu saya sukai, sesungguhnya memiliki peran penting dalam pembagian tugas di dalam keluarga. Misalnya, ada kedudukan di dalam keluarga sepert ayah sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga. Hal tersebut juga merupakan salah satu bentuk praktik berpolitik yang cukup sederhana dan biasanya tidak kita sadari sebagai pelakunya. Dari contoh sederhana ini, sebenarnya kita sudah belajar mengenai pembagian kekuasaan yang sah yang juga dipelajari di ilmu politik. Selain itu, menyangkut masalah politik, seperti masalah sosial, kita akan memiliki sudut pandang berbeda mengenai suatu masalah politik. Misalnya saja kasus korupsi yang belakangan ini banyak terjadi. Bagi mahasiswa hukum, masalah tersebut akan mereka lihat dari sisi pasal-pasal yang dilanggar dan apa hukuman setimpal yang sekiranya patut diterima oleh si koruptor. Berbeda halnya dengan persepsi mahasiswa ekonomi yang akan memperkirakan berapa besarnya kerugian negara akibat kasus korupsi tersebut atau berapa jumlah kekayaan yang dimiliki koruptor dari hasil ia berkorupsi. Akan tetapi, bagi saya yang berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan di Departemen Ilmu Komunikasi saya kan memiliki pandangan berbeda di mana saya akan lebih ingin tahu tentang bagaimana caranya si koruptor bisa berkomunikasi dengan pihak lain untuk berkorupsi tanpa diketahui orang lain dan bagaimana struktur pembagian kerja agar korupsi tersebut bisa berjalan sesuai yang mereka inginkan.

Dalam proses belajar, saya bukan tipikal orang yang bisa belajar hanya dari teks atau teori saja. Saya perlu untuk melakukannya secara langsung atau melalui praktik dari teori-teori tersebut karena apa yang saya pahami akan muncul ketika saya melihat suatu kejadian. Karena bagi saya, dengan praktik, saya lebih mudah untuk menyerap ilmu dibanding hanya terus belajar menggunakan buku meski saya tahu bahwa belajar menggunakan buku dan teori itu penting sebagai dasar memahami ilmu. Lebih mudahnya, sebagai contoh, seorang guru memberikan ciri-ciri orang yang sedang menderita dehidrasi. Beberapa ciri-cirinya adalah tubuh lemas dan urin akan berwarna pekat atau bahkan seperti darah. Siswa tidak akan paham dengan baik mengenai lemas seperti apa yang dirasakan orang yang dehidrasi karena sang guru tidak menjelaskan mengenai ciri-ciri tersebut. Selain itu, persepsi tentang lemas antara siswa dan guru bisa saja berbeda karena faktor usia yang berbeda pula. Namun, jika siswa tersebut mengalami dehidrasi itu sendiri secara langsung, mereka akan paham seperti apa lemas yang dirasakan oleh orang yang dehidrasi dan tingkat kepekatan urin yang seperti apa. Perbedaan persepsi dan pemahaman yang dimiliki seseorang mengenai suatu hal ini juga yang membuat saya memilih untuk belajar secara praktis daripada belajar menggunakan buku. Selain itu, saya juga menganggap bahwa setiap orang akan menginterpretasikan makna suatu pengetahuan atau ilmu dengan berbeda-beda jika hanya membaca. Belum tentu juga mereka akan paham kalau hanya dengan membaca tanpa ada realisasinya.

Praktik memang penting dalam implementasi ilmu bagi seseorang. Selain dalam kehidupan sehari-hari, penerapan ilmu juga bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai macam kegiatan mahasiswa yang ada di lingkungan kampus. Misalnya saja di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik terdapat berbagai macam Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas. Salah satu contohnya adalah DEMA FISIPOL atau Dewan Mahasiswa. Dalam organisasi ini, mahasiswa akan berlajar tentang bagaimana caranya berpolitik namun bukan dalam konteks yang negatif seperti yang banyak dilakukan di televisi oleh para pejabat. Namun, kegiatan seperti memilih pemimpin, pembagian kekuasaan, dan hal-hal semacam itulah yang menjadi kegiatan politik. Atau jika ingin dilihat melalui konteks ilmu sosial, kegiatan Organization of Humanity atau OH yang lebih berfokus kepada hal-hal yang berbau tentang memperjuangkan HAM atau masalah sosial lainnya seperti LGBT dan semacamnya. Kegiatan rutin mereka ini juga dilakukan sebagai realisasi dari ilmu sosial yang telah mereka pelajari saat kuliah. Dan dari berorganisasi dan berkegiatan semacam itu, mahasiswa juga akan belajar penerapan ilmu yang sesungguhnya seperti apa bukan hanya membaca buku saja tanpa tahu bagaimana harus bertindak.

Jika membicarakan tentang Departemen Ilmu Komunikasi, terdapat 4 BSO yang merupakan organisasi yang dijalankan oleh mahasiswa dari Departemen Ilmu Komunikasi. BSO hadir sebagai salah satu implementasi dari nilai-nilai keilmuan yang dipelajari di kuliah Departemen Ilmu Komunikasi. Misalnya saja di Departemen Ilmu Komunikasi kita mempelajari tentang bagaimana menjadi seorang public speaker yang baik. Di dalam kelas selama berkuliah, mahasiswa kebanyakan akan diajari tentang bagaimana teorinya walaupun ada sedikit praktik. Tetapi di BSO yang bernama PRemiere, mahasiswa akan lebih aktif lagi dalam belajar menjadi public speaker yang baik tentang bagaimana gestur mereka, diksi dan pengucapan ketika berbicara, atau penampilan yang bagaimana yang harus mereka tampilkan ketika berbicara. Lain lagi dengan BSO yang bernama Deadline yang mana BSO ini hadir sebagai salah satu wadah bagi mahasiswa dari Departemen Ilmu Komunikasi yang tertarik pada dunia periklanan. Di Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya di bagian Konsentrasi Strategis, mahasiswa akan diajari tentang dasar-dasar bagaimana membuat iklan yang baik. BSO Deadline hadir sebagai salah satu wadah yang menampung mahasiswa yang ingin belajar lebih lanjut di luar kelas kuliah. BSO lain yang juga hadir sebagai penerapan ilmu komunikasi adalah BSO yang bernama Kine. BSO ini menampung para mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi khususnya di Konsentrasi Media dan Jurnalis yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perfilman dan bagi mereka yang ingin belajar membuat film. BSO ini hadir karena dalam perkuliahan, perfilman hanya akan diajari oleh dosen selama satu semester saja. Hal ini tentunya akan sangat kurang bagi mahasiswa yang memang benar-benar tertarik dengan dunia perfilman. Sehingga, bagi mereka yang ingin melanjutkan belajar lebih dalam mengenai dunia film, mereka bisa bergabung dengan BSO Kine. BSO terakhir yang juga hadir sebagai hasil dari implementasi ilmu komunikasi adalah BSO yang bernama PPC. BSO ini berfokus pada fotografi. Bagi mahasiswa yang tertarik dengan fotografi, bisa masuk ke BSO ini. Sementara ilmu fotografi akan dipelajari di Konsentrasi Media dan Jurnalis juga seperti BSO Kine.

Dari sana dapat kita tarik kesimpulan bahwa sebenarnya implementasi nilai-nilai keilmuan dalam proses belajar tidak hanya dapat kita temukan dari mempraktikannya di lingkungan sekitar kita tetapi juga bisa melalui kegiatan di kampus. Semakin banyak kegiatan mahasiswa di kampus yang kita ikuti, akan semakin banyak pula pemahaman ilmu yang kita miliki. Justru dari pengalaman, kita akan mampu memahami apa arti ilmu itu sebenarnya. Seperti bekerja sebagai pekerja paruh waktu ketika masih kuliah, kita akan lebih mengerti bagaimana caranya harus bersosialisasi, atau bagaimana itu dunia pemasaran yang selama ini kita pelajari di ilmu komunikasi. Semakin banyak pengalaman kita dalam penerapan ilmu, semakin paham pula kita tentang ilmu tersebut. Tak ada salahnya mencoba menerapkan ilmu yang kita miliki agar kita tahu. Kesalahan ada untuk kita perbaiki agar kita lebih paham lagi tentang ilmu kita. Jika kita tidak mencoba menerapkannya, kita tidak akan tahu bagaimana ilmu itu harus dipahami sebenarnya. Menjadi mahasiswa merupakan suatu siklus kehidupan baru di mana kita akan mulai banyak mencoba hal-hal baru untuk mengetahui lebih banyak. Jika kesempatan dalam siklus hidup kita ini dilewatkan begitu saja, kita pasti akan menyesal karena kita tidak akan memiliki kesempatan untuk mencoba lagi. Di dunia bekerja pun, ilmu yang hanya sebatas teori tidak akan lebih dihargai dari pengalaman kita untuk mencoba menerapkan teori yang telah kita pelajari selama masa kuliah. Keahlian yang sebenarnya lebih penting jika memang prospek bekerja kita yang tinggi. Jika hanya muluk-muluk belajar di dalam kelas dan dari buku-buku, kita tidak akan tahu bagaimana sebenarnya bekerja itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.